Indosat Ooredoo tetap menyambut baik keputusan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika yang akhirnya menurunkan biaya interkoneksi rata-rata 26%, meskipun masih dianggap kurang besar.
Penurunan biaya itu, seperti tertuang dalam Surat Edaran yang dirilis awal Agustus 2016, untuk 18 skenario panggilan dari layanan seluler dan telepon tetap, serta menggunakan pola perhitungan simetris.
"Itu kan ada 18 item kan, ada item-item yang stabil ada item-item yang turun. Sekarang kita ngomongin yang selular saja," kata Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat Ooredoo di gedung Indosat, Kamis (11/8/2016).
Dengan adanya pola perhitungan baru itu, biaya interkoneksi untuk panggilan lokal seluler menjadi turun, dari sekitar Rp 250, maka per 1 September 2016 nanti, menjadi Rp 204 per menit.
"Jadi sebetulnya, kita pertama-tama terima kasih karena keputusan sudah diambil. Kan selama ini tidak ada kepastian. Kalau maunya kami sebenernya lebih besar, tetapi sebagai starting point tidak apa-apa," ucap Alex.
Bagi sebagian kalangan biaya ini cukup murah dibandingkan Jepang dan Filipina yang kondisi geografisnya tak jauh berbeda dengan Indonesia.
Jepang memberlakukan biaya interkoneksi berkisar Rp 1.447 hingga Rp 2.108 per menit. Sedangkan untuk Filipina menetapkan Rp 1.184 per menit.
Dalam perhitungan terbaru ini regulator dianggap tak sejalan dengan dokumen konsultasi publik untuk tarif interkoneksi pada 2015 dimana ingin adanya regionalisasi tarif interkoneksi.
Saat itu kebijakan ini dianggap angin segar karena hampir tujuh tahun, biaya interkoneksi dihitung secara nasional.
Regionalisasi perhitungan data input biaya dalam perhitungan interkoneksi bertujuan untuk mengakomodir kekuatan sebaran jaringan yang berbeda antar penyelenggara di setiap daerah ke dalam perhitungan biaya interkoneksi nasional.
Namun, perhitungan tarif interkoneksi baru memilih penerapan perhitungan pola simetris atau tidak berbasis biaya penggelaran jaringan yang telah diinvestasikan oleh masing-masing operator.
Dengan adanya pola perhitungan yang baru ini, diakui oleh Indosat, akan mengubah kalkulasi bisnis perusahaan telekomunikasi yang mayoritas sahamnya dikuasai oleh Ooredoo Group dari Qatar tersebut.
"Memang tentunya dalam pelaporan keuangan itu ada komponen revenue komponen interkoneksi dan cost itu dipisah," kata Alex saat menjelaskan pada media.
"Jadi yang harus dilihat dari sudut pandang revenue akan berkurang. Karena pengalinya lebih kecil, tetapi tentunya cost akan berkurang nah dampak nett-nya akan dihitung. Kita belum tahu akan lebih bagus atau lebih buruk. Pasti angka revenue akan turun cost akan turun.
"Tarif ritel indosat? Belum dihitung. Jangka pendeknya nggak ada perubahan tarif ritel dari pihak kami. Tarif ini turun, dampak ke industri efisiensi berapa banyak? Medium to long term tentunya akan berdampak kepada ritel".
"Kalau jangka pendek tidak. Kalau terkait efisiensi belum ketahuan soalnya angkanya tidak terlalu signifikan soalnya ada penurunan. Tetapi tentunya dengan penurunan ini maka untuk program satu rupiah subsidinya semakin kecil," pungkas Alex. (rou/ash)
No comments:
Post a Comment