Karenanya, tak ingin kejadian itu menimpa salah satu tempat bersejarahnya, pemerintah Kamboja pun mengeluarkan larangan bermain Pokemon Go di museum Genosida Tuol Sleng.
Bahkan pihak keamanan museum diminta untuk tidak segan-segan mengusir gamer Pokemon Go yang kedapatan bermain game augmented reality tersebut.
"Kami punya petugas yang berjaga-jaga, turis manapun yang memegang iPhone atau iPad dan bermain game ini akan diminta untuk meninggalkan museum. Ini adalah tempat duka cita, bukan tempat bermain game," tutur Chhay Visoth, Direktur Museum Genosida Tuol Sleng, seperti dikutip detikINET dari Ubergizmo, Jumat (12/8/2016).
Sampai saat ini banyak pemerintah di sejumlah negara yang melarang gamer Pokemon Go mendekat ke tempat-tempat bersejarah atau suci. Di Jepang misalnya, sebuah kuil agama Shinto melarang pengunjungnya untuk bermain selama berada di area kuil.
Bahkan pengurus museum dan taman memorial bom Hiroshima telah meminta kepada pihak Niantic Labs untuk menghapus segala bentuk fitur Pokemon Go di sekitar bangunan, termasuk Pokestop hingga Pokemon itu sendiri. Permintaan tersebut nyatanya disanggupi dan Niantic sudah menghapusnya.
Hal ini juga berlaku di Indonesia. Menkominfo Rudiantara telah meminta kepada Google dan Niantic Labs agar agar peta Google Maps yang digunakan dalam mengembangkan Pokemon Go, tidak sampai menyinggung objek vital negara, seperti istana, kantor polisi, perusahan listrik negara dan sebagainya.
Namun, menteri yang akrab disapa Chief RA ini malah meminta agar Pikachu dan kawan-kawan disebar di tempat wisata. Sehingga diharapkan bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan obyek wisata di Indonesia.
"Jadi ya silahkan saja taruh Pikachu di lokasi wisata seperti museum di Kota Tua, agar orang mainnya di museum atau tempat wisata, jangan di area militer," ujar Rudiantara dalam acara Google for Indonesia, belum lama ini. (mag/rou)
No comments:
Post a Comment