Bila iPhone 6S dan 6S Plus diperkuat dengan chipset A9, maka banyak yang memprediksi jika iPhone 7 bakal mengusung chipset penerus, yakni A10. Rumor tersebut semakin menguat, manakala muncul penampakan gambar asli dari chipset A10.
Menurut informasi, antara chipset A9 dan A10 terdapat sejumlah perbedaan, salah satunya soal produsen di balik penggarapan chipset. Bila A9 dibesut oleh Samsung dan pabrikan asal Taiwan TSMC, maka untuk A10 diperkirakan hanya dibuat oleh TSMC dengan basis desain dari Apple.
Peningkatan juga terjadi pada besaran RAM yang diusung. Sebagai perbandingan, chipset A9 dibekali dengan RAM 2 GB LPDDR4. Sementara untuk chipset A10 kabarnya meningkat menjadi 3 GB.
Sama halnya dengan RAM, kecepatan komputasi pada chipset A10 pun konon turut mengalami peningkatan dari generasi sebelumnya. Di mana dari dual core 1,84 GHz menjadi dual core 2,37 GHz ketika terlihat pada hasil benchmark di Geekbench beberapa waktu lalu.
Hanya saja, pendiri Primate Labs, John Poole, meyakini bahwa hasil benchmark di Geekbench itu palsu, seperti dikutip detikINET dari Phone Arena, Kamis (11/8/2016). Jadi memang harus ditunggu kebenarannya sampai peluncuran resminya nanti.
iPhone 7 kabarnya akan hadir dalam dua varian, yakni 4,7 inch untuk versi standar dan 5,5 inch untuk iPhone 7 Plus. Rencananya raksasa teknologi yang bermarkas di Cupertino, California, Amerika Serikat tersebut akan merilis penerus iPhone 6S tersebut pada tanggal 7 September mendatang. (mag/fyk)
Banyak orang yang tidak mengetahui spesifikasi smartphone yang dibelinya, padahal mengetahui spesifikasi cukup penting selain mengetahui harga handphone. Di jaman teknologi ini mengetahui kedua aspek tersebut sangat penting.
Wednesday, 31 August 2016
Thursday, 25 August 2016
Mengenal Teknologi Pendingin di Acer Switch Alpha 12
Biasanya, perangkat notebook 2 in 1 atau konvertibel menggunakan prosesor yang tak terlalu kencang. Kalau pun memaksakan menggunakan prosesor kencang, maka bentuknya akan tebal karena membutuhkan kipas.
Inilah yang coba diubah oleh Acer pada Switch Alpha 12, yaitu menggunakan prosesor kencang -- Core i5 dan i7 -- namun tetap mempertahankan bentuk tipis dan tanpa kipas. Kok bisa?
Acer menggunakan teknologi yang mereka namakan LiquidLoop pada notebook ini, yakni pendingin berbasis cairan. Cairan yang ada di sistem LiquidLoop akan menghantarkan panas dari prosesor ke tempat lain, sehingga suhu sistem akan tetap terjaga.
Acer mengklaim pada pengujian yang mereka lakukan, suhu maksimal pada permukaan notebook bisa bertahan pada angka 47 derajat celcius. Sementara itu, di saat yang sama, suhu prosesor berada di kisaran angka 60 derajat celcius.
"47 derajat ini kan belum sampai kategori panas, masih hangat. Jadi notebook tetap nyaman digunakan," ujar Dimas Setyo, Presales Manager Product Department Acer Indonesia di Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Menurut Dimas, pengujian ini dilakukan dengan menjalankan program benchmark 3DMark selama 6 jam berturut-turut. Selama pengujian itu, ia mengklaim kalau notebook ini tetap stabil dan tak mengalami penurunan performa. "Tidak ada throttling pada kecepatan prosesor," ujarnya.
Penggunaan sistem LiquidLoop membuat Switch Alpha 12 tak membutuhkan kipas, sehingga tak akan ada bunyi berisik dari kipas notebook, dan tak akan kemasukan debu. "Pendingin konvensional yang menggunakan kipas biasanya akan mengundang debu. Setelah berdebu kipasnya akan menjadi lambat dan memerlukan perawatan," tutupnya.
Acer Switch Alpha 12, sesuai namanya menggunakan layar sentuh 12 inch dengan resolusi 2.160 x 1.440 pixel yang dilengkapi dengan active stylus pen. Ada dua pilihan prosesor yang digunakan, yaitu i5-6200u dani7-6500u.
Storage untuk varian i5 adalah SSD 256 GB dengan RAM 4 GB. Sementara untuk versi i7 storage dan RAM-nya lebih besar, yaitu 512 GB dan 8 GB. Baterai Switch Alpha 12 diklaim bisa bertahan untuk penggunaan normal selama 8 jam.
Perangkat berbobot 1,25 Kg ini dijual dengan harga Rp 13,7 juta untuk versi i5 dan Rp 19,9 juta untuk versi i7. Dalam paket penjualannya, Acer melengkapi Switch Alpha 12 dengan keyboard dock, sehingga pembelinya tak perlu membeli keyboard tambahan untuk memfungsikan perangkat ini sebagai notebook. (asj/rns)
Inilah yang coba diubah oleh Acer pada Switch Alpha 12, yaitu menggunakan prosesor kencang -- Core i5 dan i7 -- namun tetap mempertahankan bentuk tipis dan tanpa kipas. Kok bisa?
Acer menggunakan teknologi yang mereka namakan LiquidLoop pada notebook ini, yakni pendingin berbasis cairan. Cairan yang ada di sistem LiquidLoop akan menghantarkan panas dari prosesor ke tempat lain, sehingga suhu sistem akan tetap terjaga.
Acer mengklaim pada pengujian yang mereka lakukan, suhu maksimal pada permukaan notebook bisa bertahan pada angka 47 derajat celcius. Sementara itu, di saat yang sama, suhu prosesor berada di kisaran angka 60 derajat celcius.
"47 derajat ini kan belum sampai kategori panas, masih hangat. Jadi notebook tetap nyaman digunakan," ujar Dimas Setyo, Presales Manager Product Department Acer Indonesia di Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Menurut Dimas, pengujian ini dilakukan dengan menjalankan program benchmark 3DMark selama 6 jam berturut-turut. Selama pengujian itu, ia mengklaim kalau notebook ini tetap stabil dan tak mengalami penurunan performa. "Tidak ada throttling pada kecepatan prosesor," ujarnya.
Penggunaan sistem LiquidLoop membuat Switch Alpha 12 tak membutuhkan kipas, sehingga tak akan ada bunyi berisik dari kipas notebook, dan tak akan kemasukan debu. "Pendingin konvensional yang menggunakan kipas biasanya akan mengundang debu. Setelah berdebu kipasnya akan menjadi lambat dan memerlukan perawatan," tutupnya.
Acer Switch Alpha 12, sesuai namanya menggunakan layar sentuh 12 inch dengan resolusi 2.160 x 1.440 pixel yang dilengkapi dengan active stylus pen. Ada dua pilihan prosesor yang digunakan, yaitu i5-6200u dani7-6500u.
Storage untuk varian i5 adalah SSD 256 GB dengan RAM 4 GB. Sementara untuk versi i7 storage dan RAM-nya lebih besar, yaitu 512 GB dan 8 GB. Baterai Switch Alpha 12 diklaim bisa bertahan untuk penggunaan normal selama 8 jam.
Perangkat berbobot 1,25 Kg ini dijual dengan harga Rp 13,7 juta untuk versi i5 dan Rp 19,9 juta untuk versi i7. Dalam paket penjualannya, Acer melengkapi Switch Alpha 12 dengan keyboard dock, sehingga pembelinya tak perlu membeli keyboard tambahan untuk memfungsikan perangkat ini sebagai notebook. (asj/rns)
Sunday, 21 August 2016
TemanJalan, Aplikasi untuk Beri Tebengan
Kemacetan jadi alasan hadirnya layanan berbasis komunitas seperti TemanJalan. Melalui sebuah aplikasi, TemanJalan memberikan tumpangan bagi mahasiswa dan pekerja komuter di Jakarta dengan aman dan mudah.
Aplikasi TemanJalan memungkinkan pengguna berperan sebagai penumpang maupun pengendara dengan memasukkan rute perjalanan yang diinginkan. Selanjutnya sistem TemanJalan akan melakukan matchmaking dan memberikan notifikasi kepada pengguna yang memiliki rute searah, sehingga mereka bisa pergi ke tempat tujuan bersama.
Tak hanya mengurangi kemacetan, mekanisme TemanJalan yang berbagi tumpangan kepada komuter lain akan membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan.
"Dengan TemanJalan, kami berharap semakin banyak komuter yang memanfaatkan fitur untuk berbagi tumpangan secara aman, mudah dan menyenangkan," tutur CEO TemanJalan Fauzan Helmi Sudaryanto, melalui keterangannya, Jumat (12/8/2016).
Mengutamakan keamanan pengguna
TemanJalan menerapkan verifikasi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) bagi mahasiswa dan Kartu Tanda Pekerja (KTP) bagi pekerja yang mendaftar. Selain itu, TemanJalan juga menyajikan catatan riwayat perjalanan pengguna seperti rating dan testimoni dari pengguna lain yang pernah berbagi tumpangan sebelumnya.
Harapannya, dengan mekanisme yang transparan, nilai kepercayaan antar pengguna dapat meningkat. TemanJalan akan menampilkan filter yang bisa digunakan untuk mengurutkan berdasarkan rating pengguna, waktu keberangkatan, jenis kelamin, maupun kendaraan yang digunakan.
Pengguna juga dapat membuka profil calon teman perjalanan untuk melihat pekerjaan dan institusi dari mana calon teman tersebut berasal. Dengan adanya fitur ini, pengguna dapat memilih teman dengan minat yang sesuai, atau bahkan membuat ladies-only trip bagi pengendara wanita yang hanya ingin berbagi tumpangan dengan sesama wanita.
Menghormati privasi
Tidak semua orang mau berbagi kontak personal kepada orang yang baru dikenal. Untuk menjembatani kebutuhan komunikasi antara penumpang dengan pengendara, TemanJalan dilengkapi dengan fitur in-app chat sehingga koordinasi perjalanan dapat dilakukan tanpa mengorbankan privasi pengguna.
Metode pembayaran yang mudah
TemanJalan menyajikan koin virtual sebagai metode pembayaran bagi pengguna yang dapat diisi ulang (top-up) dengan mudah melalui transfer antar bank.
Dengan menggunakan sistem ini, penumpang dapat menghemat ongkos sehari-hari karena tarif yang dikenakan hanya senilai Rp 1000/kilometer. Pengendara kemudian dapat mengumpulkan koin sesuai dengan kilometer yang ditempuh dalam setiap perjalanan untuk kemudian ditukarkan dengan berbagai rewards yang menarik, seperti pulsa, voucher bensin, voucher makan, stiker Line dan lain-lain.
Sejak peluncuran awalnya di bulan April 2016 lalu, TemanJalan mencatat sebanyak 5.600 lebih mahasiswa dari 50 kampus di Jakarta yang telah mendaftar menggunakan layanannya. TemanJalan kini juga memperluas segmen penggunanya ke pekerja dengan aplikasi Android dan iOS (beta).
"Selain dapat menjadi ajang networking on the go, kami berharap TemanJalan juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai salah satu solusi untuk mendukung kebijakan plat ganjil-genap yang sudah mulai diuji coba minggu ini di Jakarta," kata Fauzan. (rns/rou)
Aplikasi TemanJalan memungkinkan pengguna berperan sebagai penumpang maupun pengendara dengan memasukkan rute perjalanan yang diinginkan. Selanjutnya sistem TemanJalan akan melakukan matchmaking dan memberikan notifikasi kepada pengguna yang memiliki rute searah, sehingga mereka bisa pergi ke tempat tujuan bersama.
Tak hanya mengurangi kemacetan, mekanisme TemanJalan yang berbagi tumpangan kepada komuter lain akan membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan.
"Dengan TemanJalan, kami berharap semakin banyak komuter yang memanfaatkan fitur untuk berbagi tumpangan secara aman, mudah dan menyenangkan," tutur CEO TemanJalan Fauzan Helmi Sudaryanto, melalui keterangannya, Jumat (12/8/2016).
Mengutamakan keamanan pengguna
TemanJalan menerapkan verifikasi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) bagi mahasiswa dan Kartu Tanda Pekerja (KTP) bagi pekerja yang mendaftar. Selain itu, TemanJalan juga menyajikan catatan riwayat perjalanan pengguna seperti rating dan testimoni dari pengguna lain yang pernah berbagi tumpangan sebelumnya.
Harapannya, dengan mekanisme yang transparan, nilai kepercayaan antar pengguna dapat meningkat. TemanJalan akan menampilkan filter yang bisa digunakan untuk mengurutkan berdasarkan rating pengguna, waktu keberangkatan, jenis kelamin, maupun kendaraan yang digunakan.
Pengguna juga dapat membuka profil calon teman perjalanan untuk melihat pekerjaan dan institusi dari mana calon teman tersebut berasal. Dengan adanya fitur ini, pengguna dapat memilih teman dengan minat yang sesuai, atau bahkan membuat ladies-only trip bagi pengendara wanita yang hanya ingin berbagi tumpangan dengan sesama wanita.
Menghormati privasi
Tidak semua orang mau berbagi kontak personal kepada orang yang baru dikenal. Untuk menjembatani kebutuhan komunikasi antara penumpang dengan pengendara, TemanJalan dilengkapi dengan fitur in-app chat sehingga koordinasi perjalanan dapat dilakukan tanpa mengorbankan privasi pengguna.
Metode pembayaran yang mudah
TemanJalan menyajikan koin virtual sebagai metode pembayaran bagi pengguna yang dapat diisi ulang (top-up) dengan mudah melalui transfer antar bank.
Dengan menggunakan sistem ini, penumpang dapat menghemat ongkos sehari-hari karena tarif yang dikenakan hanya senilai Rp 1000/kilometer. Pengendara kemudian dapat mengumpulkan koin sesuai dengan kilometer yang ditempuh dalam setiap perjalanan untuk kemudian ditukarkan dengan berbagai rewards yang menarik, seperti pulsa, voucher bensin, voucher makan, stiker Line dan lain-lain.
Sejak peluncuran awalnya di bulan April 2016 lalu, TemanJalan mencatat sebanyak 5.600 lebih mahasiswa dari 50 kampus di Jakarta yang telah mendaftar menggunakan layanannya. TemanJalan kini juga memperluas segmen penggunanya ke pekerja dengan aplikasi Android dan iOS (beta).
"Selain dapat menjadi ajang networking on the go, kami berharap TemanJalan juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai salah satu solusi untuk mendukung kebijakan plat ganjil-genap yang sudah mulai diuji coba minggu ini di Jakarta," kata Fauzan. (rns/rou)
Mighty No. 9: Kekalahan Telak dari Megaman
Meski sudah era konsol next-gen, game platforming masih menjadi genre yang digemari. Hal ini juga didasari oleh fakta dimana industri game berkembang berdampingan dengan pertumbuhan usia gamer itu sendiri.
Karenanya, tak jarang dari developer game itu yang sampai detik ini masih terjebak dan terlena akan nostalgia game-game lawas. Ada yang membuat ulang dengan konsep/remake atau remastered seperti yang sering kita lihat dalam beberapa tahun, namun ada pula yang menggarap game baru dengan konsep mirip-mirip.
Nah, game dengan konsep mirip-mirip itulah yang bisa kita jumpai pada game Mighty No. 9. Game yang mengusung genre 2D platforming ini diciptakan oleh mantan pegawai Capcom yang juga seorang veteran game asal Jepang, yakni Keiji Inafune.
Pemilihan stage yang menjadi ciri khas Megaman turut hadir di game.
Bersama dengan timnya di studio yang ia bentuk bernama Comcept, Keiji seolah ingin mengobati kerinduan gamer akan sosok Megaman yang dibuang begitu saja oleh Capcom. Namun untuk bisa menciptakan game tentu membutuhkan modal yang tak sedikit.
Dengan kondisi yang saat ini bergerak independen, Keiji pun mencoba untuk menggalang dana melalui situs crowdfunding Kickstarter. Dengan segala macam bentuk promosi jitu, proses pengenalan Mighty No. 9 terbilang cepat.
Banyak gamer yang jatuh hati pada impresi pertama Mighty No. 9. Tak sedikit dari gamer yang berharap agar Mighty No. 9 ini bisa sesukses Megaman. Lalu apakah benar Mighty No. 9 bisa menggantikan Megaman? Simak review detikINET berikut!
Plot
Cerita berlatar dunia di tahun 20xx, di mana robot dan manusia hidup berdampingan.
Mighty No. 9 mengambil alur cerita di kehidupan bumi yang futuristik di tahun 20XX, di mana manusia dan robot hidup berdampingan. Namun, secara tiba-tiba wabah virus menyerang sehingga menyebabkan sebagian robot menjadi menggila dan berubah menjadi rogue.
Anda di sini berperan sebagai seorang robot yang bernama Beck. Robot dengan kemampuan mirip Megaman ini -- serangan laser di tangan -- tergabung ke dalam aliansi pasukan bernama Mighty Numbers.
Di antara pasukan Mighty Numbers hanya Beck yang tidak terkena dampak virus. Karenanya, dengan mandat yang diberikan oleh Dr. White, Beck akhirnya berkelana dari kawasan ke kawasan untuk menghadapi delapan Mighty Numbers lainnya yang terkena virus.
Satu per satu Mighty Numbers harus dituntaskan demi mendapatkan data yang dipakai Dr. White untuk menginvestigasi virus. Caranya adalah dengan menyerap Xel yang ada pada delapan Mighty Numbers.
Lalu, apa yang menyebabkan virus tersebut menyebar? Dan siapa dalang dari semua ini? Semua pertanyaan itu bisa terjawab jika Anda memainkan game ini dengan tuntas.
Karenanya, tak jarang dari developer game itu yang sampai detik ini masih terjebak dan terlena akan nostalgia game-game lawas. Ada yang membuat ulang dengan konsep/remake atau remastered seperti yang sering kita lihat dalam beberapa tahun, namun ada pula yang menggarap game baru dengan konsep mirip-mirip.
Nah, game dengan konsep mirip-mirip itulah yang bisa kita jumpai pada game Mighty No. 9. Game yang mengusung genre 2D platforming ini diciptakan oleh mantan pegawai Capcom yang juga seorang veteran game asal Jepang, yakni Keiji Inafune.
Pemilihan stage yang menjadi ciri khas Megaman turut hadir di game.
Bersama dengan timnya di studio yang ia bentuk bernama Comcept, Keiji seolah ingin mengobati kerinduan gamer akan sosok Megaman yang dibuang begitu saja oleh Capcom. Namun untuk bisa menciptakan game tentu membutuhkan modal yang tak sedikit.
Dengan kondisi yang saat ini bergerak independen, Keiji pun mencoba untuk menggalang dana melalui situs crowdfunding Kickstarter. Dengan segala macam bentuk promosi jitu, proses pengenalan Mighty No. 9 terbilang cepat.
Banyak gamer yang jatuh hati pada impresi pertama Mighty No. 9. Tak sedikit dari gamer yang berharap agar Mighty No. 9 ini bisa sesukses Megaman. Lalu apakah benar Mighty No. 9 bisa menggantikan Megaman? Simak review detikINET berikut!
Plot
Cerita berlatar dunia di tahun 20xx, di mana robot dan manusia hidup berdampingan.
Mighty No. 9 mengambil alur cerita di kehidupan bumi yang futuristik di tahun 20XX, di mana manusia dan robot hidup berdampingan. Namun, secara tiba-tiba wabah virus menyerang sehingga menyebabkan sebagian robot menjadi menggila dan berubah menjadi rogue.
Anda di sini berperan sebagai seorang robot yang bernama Beck. Robot dengan kemampuan mirip Megaman ini -- serangan laser di tangan -- tergabung ke dalam aliansi pasukan bernama Mighty Numbers.
Di antara pasukan Mighty Numbers hanya Beck yang tidak terkena dampak virus. Karenanya, dengan mandat yang diberikan oleh Dr. White, Beck akhirnya berkelana dari kawasan ke kawasan untuk menghadapi delapan Mighty Numbers lainnya yang terkena virus.
Satu per satu Mighty Numbers harus dituntaskan demi mendapatkan data yang dipakai Dr. White untuk menginvestigasi virus. Caranya adalah dengan menyerap Xel yang ada pada delapan Mighty Numbers.
Lalu, apa yang menyebabkan virus tersebut menyebar? Dan siapa dalang dari semua ini? Semua pertanyaan itu bisa terjawab jika Anda memainkan game ini dengan tuntas.
Gamer Pokemon Go bakal Diusir Museum Kamboja
Masih banyak yang menganggap tingkah polah gamer Pokemon Go meresahkan. Dengan alasan berburu Pokemon, gamer memang kerap menerabas masuk tempat wisata atau bersejarah sehingga tak jarang membuat kerusakan di lingkungan sekitarnya.
Karenanya, tak ingin kejadian itu menimpa salah satu tempat bersejarahnya, pemerintah Kamboja pun mengeluarkan larangan bermain Pokemon Go di museum Genosida Tuol Sleng.
Bahkan pihak keamanan museum diminta untuk tidak segan-segan mengusir gamer Pokemon Go yang kedapatan bermain game augmented reality tersebut.
"Kami punya petugas yang berjaga-jaga, turis manapun yang memegang iPhone atau iPad dan bermain game ini akan diminta untuk meninggalkan museum. Ini adalah tempat duka cita, bukan tempat bermain game," tutur Chhay Visoth, Direktur Museum Genosida Tuol Sleng, seperti dikutip detikINET dari Ubergizmo, Jumat (12/8/2016).
Sampai saat ini banyak pemerintah di sejumlah negara yang melarang gamer Pokemon Go mendekat ke tempat-tempat bersejarah atau suci. Di Jepang misalnya, sebuah kuil agama Shinto melarang pengunjungnya untuk bermain selama berada di area kuil.
Bahkan pengurus museum dan taman memorial bom Hiroshima telah meminta kepada pihak Niantic Labs untuk menghapus segala bentuk fitur Pokemon Go di sekitar bangunan, termasuk Pokestop hingga Pokemon itu sendiri. Permintaan tersebut nyatanya disanggupi dan Niantic sudah menghapusnya.
Hal ini juga berlaku di Indonesia. Menkominfo Rudiantara telah meminta kepada Google dan Niantic Labs agar agar peta Google Maps yang digunakan dalam mengembangkan Pokemon Go, tidak sampai menyinggung objek vital negara, seperti istana, kantor polisi, perusahan listrik negara dan sebagainya.
Namun, menteri yang akrab disapa Chief RA ini malah meminta agar Pikachu dan kawan-kawan disebar di tempat wisata. Sehingga diharapkan bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan obyek wisata di Indonesia.
"Jadi ya silahkan saja taruh Pikachu di lokasi wisata seperti museum di Kota Tua, agar orang mainnya di museum atau tempat wisata, jangan di area militer," ujar Rudiantara dalam acara Google for Indonesia, belum lama ini. (mag/rou)
Karenanya, tak ingin kejadian itu menimpa salah satu tempat bersejarahnya, pemerintah Kamboja pun mengeluarkan larangan bermain Pokemon Go di museum Genosida Tuol Sleng.
Bahkan pihak keamanan museum diminta untuk tidak segan-segan mengusir gamer Pokemon Go yang kedapatan bermain game augmented reality tersebut.
"Kami punya petugas yang berjaga-jaga, turis manapun yang memegang iPhone atau iPad dan bermain game ini akan diminta untuk meninggalkan museum. Ini adalah tempat duka cita, bukan tempat bermain game," tutur Chhay Visoth, Direktur Museum Genosida Tuol Sleng, seperti dikutip detikINET dari Ubergizmo, Jumat (12/8/2016).
Sampai saat ini banyak pemerintah di sejumlah negara yang melarang gamer Pokemon Go mendekat ke tempat-tempat bersejarah atau suci. Di Jepang misalnya, sebuah kuil agama Shinto melarang pengunjungnya untuk bermain selama berada di area kuil.
Bahkan pengurus museum dan taman memorial bom Hiroshima telah meminta kepada pihak Niantic Labs untuk menghapus segala bentuk fitur Pokemon Go di sekitar bangunan, termasuk Pokestop hingga Pokemon itu sendiri. Permintaan tersebut nyatanya disanggupi dan Niantic sudah menghapusnya.
Hal ini juga berlaku di Indonesia. Menkominfo Rudiantara telah meminta kepada Google dan Niantic Labs agar agar peta Google Maps yang digunakan dalam mengembangkan Pokemon Go, tidak sampai menyinggung objek vital negara, seperti istana, kantor polisi, perusahan listrik negara dan sebagainya.
Namun, menteri yang akrab disapa Chief RA ini malah meminta agar Pikachu dan kawan-kawan disebar di tempat wisata. Sehingga diharapkan bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan obyek wisata di Indonesia.
"Jadi ya silahkan saja taruh Pikachu di lokasi wisata seperti museum di Kota Tua, agar orang mainnya di museum atau tempat wisata, jangan di area militer," ujar Rudiantara dalam acara Google for Indonesia, belum lama ini. (mag/rou)
Harambe Si Gorila Didorong Jadi Pokemon
Masih ingatkah Anda dengan kasus gorila bernama Harambe yang ditembak mati bulan Mei 2016 lalu? Kini, muncul petisi yang menginginkan agar gorilla malang ini dijadikan karakter Pokemon.
Sedikit menengok ke belakang, Haramber terpaksa ditembak mati oleh petugas kebun binatang Cincinnati Zoo & Botanical Garden, Ohio, Amerika Serikat (AS) demi melindungi seorang bocah berumur 4 tahun yang jatuh ke dalam kandangnya.
Akibat insiden itu, banyak pihak berkabung atas matinya gorila berusia 17 tahun itu. Dan sebagai bentuk penghormatan, akun dengan nama Eric Creamy Meme akhirnya mendesain karakter animasi Harambe dan meminta agar Harambe diabadikan dalam dunia Pokemon.
"Harambe pantas untuk selalu hidup di dalam hati kita. Dukung petisi ini jika Anda ingin Harambe menjadi Pokemon," menurut keterangan di situs Change.org, dikutip detikINET dari Ubergizmo, Jumat (12/8/2016).
Hingga saat detikINET membuka petisi tersebut, sudah ada lebih dari 22.000 orang yang menandatangani. "Aku hanya mencoba untuk menjaga agar warisan Harambe tetap hidup. Semua binatang malang ini terbunuh dan aku merasa mereka harus direpresentasikan melalui sesuatu," ucap Eric.
Bila sukses, petisi ini nantinya akan diserahkan kepada Nintendo dan Niantic. Eric merancang Harambe dengan desain karakter yang keren. Harambe pun divisualisasikan sebagai tipe Pokemon fighting yang berevolusi dari Hambo. (mag/ash)
Sedikit menengok ke belakang, Haramber terpaksa ditembak mati oleh petugas kebun binatang Cincinnati Zoo & Botanical Garden, Ohio, Amerika Serikat (AS) demi melindungi seorang bocah berumur 4 tahun yang jatuh ke dalam kandangnya.
Akibat insiden itu, banyak pihak berkabung atas matinya gorila berusia 17 tahun itu. Dan sebagai bentuk penghormatan, akun dengan nama Eric Creamy Meme akhirnya mendesain karakter animasi Harambe dan meminta agar Harambe diabadikan dalam dunia Pokemon.
"Harambe pantas untuk selalu hidup di dalam hati kita. Dukung petisi ini jika Anda ingin Harambe menjadi Pokemon," menurut keterangan di situs Change.org, dikutip detikINET dari Ubergizmo, Jumat (12/8/2016).
Hingga saat detikINET membuka petisi tersebut, sudah ada lebih dari 22.000 orang yang menandatangani. "Aku hanya mencoba untuk menjaga agar warisan Harambe tetap hidup. Semua binatang malang ini terbunuh dan aku merasa mereka harus direpresentasikan melalui sesuatu," ucap Eric.
Bila sukses, petisi ini nantinya akan diserahkan kepada Nintendo dan Niantic. Eric merancang Harambe dengan desain karakter yang keren. Harambe pun divisualisasikan sebagai tipe Pokemon fighting yang berevolusi dari Hambo. (mag/ash)
Subscribe to:
Posts (Atom)